Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Pada kesempatan kali ini saya, Bima Ariyo, CGP 11 dari SMAN 8 Tambun Selatan hendak menyapa bapak ibu semuanya melalui serangkaian artikel berkaitan dengan kepemimpinan.

Pendidikan Guru Penggerak yang saya jalani memasuki bulan ke-4 dengan pembelajaran pada modul 3.1 yaitu tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Pada penugasan kali ini saya diharuskan membuat koneksi antar materi terkait modul-modul yang sudah saya pelajari dan diharapkan untuk memperoleh umpan balik dari bapak ibu sekalian yang membacanya sebagai sarana untuk pengembangan diri dan diseminasi pengetahuan yang didapat dari program pendidikan guru penggerak.

Koneksi antar materi yang dibuat ini dengan panduan pertanyaan pemantik berikut ini:
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Jawab:
Dalam mengambil keputusaan di sekolah, sebagai contoh dalam upaya menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh di depan terlebih dahulu (Ing ngarso sung tulodho), membangun semangat untuk terus berinovasi dengan cara membersamai sebuah proses (ing madyo mangun karso) dan dari belakang memberikan dorongan terbaik dalam bentuk pemenuhan kebutuhan untuk melaksanakan keputusan (tut wuri handayani). Ketiganya merupakan filosofi Ki Hajar Dewantara.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Jawab:
Dalam mengambil keputusan semisal dalam pembelajaran, penting bagi seorang guru penggerak untuk menimbang nilai-nilai yang ada pada dirinya. Keputusan yang diambil harus berpihak pada murid, mengandung makna kemandirian, bersifat inovatif, penuh kolaboratif, dan juga merupakan hasil reflektif keputusan pada bidang yang sama pada periode sebelumnya serta memandang jauh ke masa depan. Keputusan juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan pembelajaran yang menempatkan kita sebagai pemimpin pembelajaran dan pendorong kolaborasi.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Jawab:
kegiatan ‘coaching’ yang diberikan pendamping atau fasilitator dapat dijadikan acuan untuk melakukan proses pengujian secara bertahap menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pengambilan keputusan akan efektif apabila pengambilan keputusan yang mengacu pada kegiatan coaching dilakukan dengan optimal dalam bentuk penerapan semua kompetensi coacing seperti kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Kegiatan coaching yang memaksimalkan proses kolaboratif dilakukan untuk menggali ide dan pemikiran seoptimal mungkin sebelum mengambil keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawab:
Guru yang memiliki kemampuan mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan juga pengambilan keputusan yang bertanggungjawab akan mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan khususnya dengan dilema etika.
Kemampuan kesadaran diri untuk memahami diri, perasaan, emosi, dan nilai diri dapat mendukung penempatan diri pengambil keputusan apabila menjadi bagian dari dilema sehingga akan melibatkan pertimbangan yang kompleks dari berbagai sisi.
Kemampuan manajemen diri untuk mengelola emosi dan perilaku, serta kesadaran sosial untuk bisa berbagi empati menjadikan pengambil keputusan memiliki kepekaan sosial lebih tinggi dalam mengambil kebijakan yang terbaik untuk masa kini dan masa depan.
Keterampilan berelasi menjadikan pengambil keputusan memikirkan aspek kolaboratif terhadap keputusan yang diambil. Dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab menjadikan pengambil keputusan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan secara efektif.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawab:
Studi kasus yang berkaitan dengan masalah moral atau etika harus didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang dianut oleh pendidik berupa nilai keadilan, keselamatan, tanggungjawab, kejujuran, kemanusiaan, dan lain sebagainya. Dilema etika harus dianalisis menggunakan sudut pandang paradigma, prinsip, dan 9 langkah pengujian untuk pengambilan keputusan dengan didasari oleh nilai-nilai kebajikan tersebut.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Jawab:
Pengambilan keputusan yang tepat tentunya dapat terjadi apabila dilakukan dengan cara-cara pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai nilai kebajikan yang universal. Pengambilan keputusan yang dapat menjadi solusi tanpa ada pihak yang dirugikan sehingga tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawab:
Tantangan pengambilan keputusan adalah umumnya dipengaruhi oleh kebiasaan lampau saat menghadapi permasalahan yang sama, stereotipe yang sudah melekat secara turun-temurun, serta ego pribadi yang menjadikan keputusan tidak relevan dengan kondisi serta nilai kebajikan. Perubahan paradigma dibutuhkan untuk dapat melihat permasalahan secara lebih mendetail dan mampu menggali berbagai nilai kebajikan yang akan muncul pada setiap opsi pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan pada kondisi saat ini dan juga kondisi di masa depan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Jawab:
Pengambilan keputusan yang kita ambil dalam pembelajaran harus berpihak pada murid. Berpihak bukan berarti menganggap setiap yang dilakukan murid adalah kebaikan namun berpihak berarti memahami secara holistik kebutuhan murid sesuai karakteristik masing masing. Pada potensi murid yang berbeda-beda dapat kita terapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan murid dalam belajar sesuai dengan kesiapan belajarnya, profil belajar, dan minat masing-masing murid sehingga terwujud merdeka belajar.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jawab:
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran mempertimbangkan berbagai hal yang terkait kehidupan murid saat ini dan masa depan. Acuan prinsip dan paradigma dibutuhkan agar keputusan yang diambil tidak melenceng dari nilai kebajikan yang harusnya dipilih. Pengujian langkah dalam pengambilan keputusan dibutuhkan untuk menghasilkan sistematika yang tepat sehingga menghasilkan keputusan yang terbaik.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Jawab:
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran harus dilandasi oleh filosofi Ki Hajar Dewantara. Keputusan diambil dengan berpegang teguh terhadap nilai dan peran guru penggerak diantaranya berpihak pada murid berlandaskan nilai-nilai kebajikan yang universal. Keputusan yang diambil harus relevan dengan visi serta budaya positif yang diterapkan di sekolah dan mempertimpangkan kondisi saat ini serta masa depan dari murid maupun elemen yang ada di dalamnya. Pemahaman terhadap kebutuhan belajar murid serta penguasaan kompetensi sosial emosional dibutuhkan saat pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang tidak hanya berlandaskan emosional semata, namun berdasarkan kesadaran penuh serta dapat dipertanggungjawabkan. Teknik coaching sangat berperan penting dalam upaya pengambilan keputusan sesuai dengan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Jawab:
Perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral adalah dari pilihan kasusnya. Apabila keduanya benar maka terjadi dilema etika dan apabila yang satu benar sedangkan yang satu salah maka termasuk bujukan moral

Terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu:
a) individu lawan kelompok,
b) rasa keadilan lawan rasa kasihan,
c) kebenaran lawan kesetiaan, dan
d) jangka pendek lawan jangka panjang.

Terdapat 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu:
a) berpikir berbasis hasil akhir,
b) berpikir berbasis peraturan, dan
c) berpikir berbasis kepedulian.


Terdapat 9 langkah pengambilan keputusan diantaranya:
a) mengenali nilai yang bertentangan
b) menentukan siapa yang terlibat
c) mengumpulkan fakta yang relevan
d) pengujian benar salah
e) pengujian paradigma benar lawan benar
f) melakukan prinsip resolusi
g) investigasi opsi trilema
h) buat keputusan
i) lihat lagi keputusan dan refleksikan


Hal hal yang diluar dugaan ternyata pengambilan keputusan berkaitan dengan konsep yang dipelajari pada modul-modul sebelumnya dan ternyata pengambilan keputusan yang bijak dengan berlandasan nilai kebajikan dapat memunculkan solusi terbaik untuk semua pihak yang terlibat konflik.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Jawaba:
Pernah, namun umumnya pengambilan keputusan hanya didasarkan pada pengalaman terdahulu ketika menangani konflik yang sama dan bilamana permasalahannya merupakan sebuah kebaharuan pengambilan keputusan hanya mempertimbangkan intuisi pribadi.
Namun setelah mempelajari modul ini pengambilan keputusan lebih relevan karena di dasarkan pada paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Harapannya pengambilan keputusan akan menghasilkan keputusan yang bertanggungjawab.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Jawab:
Dampak dari konsep yang dipelajari dalam modul ini adalah menciptakan sistematika pengambilan keputusan yang lebih runut dalam sebuah permasalahan. Sehingga manakala kita dihadapkan pada permasalahan yang mungkin belum pernah kita hadapi, kita dapat mengatasinya dengan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan dan akan menemukan solusi yang lebih relevan serta bertanggungjawab.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Jawab:
Sebagai seorang individu tentunya akan senantiasa berhadapan dengan berbagai permasalahan. Apalagi sebagai seorang pemimpin pasti dihadapkan untuk dapat mengambil keputusan terhadap setiap permasalahan. Topik pada modul ini membimbing saya untuk dapat memecahkan permasalahan berdasarkan sebuah sistematika yang diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang relevan dan bertanggungjawab dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara holistik.

Semoga dapat menginspirasi
Terima kasih sudah membaca dan ditunggu umpan baliknya
Guru penggerak, bergerak, tergerak, dan menggerakkan.

Share:
belajar asyik

Bima Ariyo

Seorang Guru, Desainer, Motivator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Secara keseluruhan pemaparan materi tentang koneksi materi ini sangat mudah dimengerti. Terimakasih banyak pa Bima. Semangat terus !!

  • MasyaAlloh luar biasa pak bisa pemaparannya sangat jelas dan mudah dipahami….semangat terus untuk berbagi praktik baiknya..

  • Koneksi antar materi yang bagus pa bima,
    Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi saat ini memberikan gambaran yang runtun dalam mengambil keputusan, kebijakan yang bertanggungjawab